Bekerja sebaik-baiknya atas apa yang menjadi pekerjaan, amanah yang diembankan pada kita.
Sepele, ringan terdengar namun berat untuk dilaksanakan.
Memang manusia cenderung untuk selalu berkeluh kesah. Rasanya tidak pantas saja aku membicarakan ini, setelah baru saja ku tulis mengenai keinginan tuk berkarya.
I know me so well
Aku tau aku. Dulu yang aku tau aku orangnya supel, pembelajar, pekerja keras, full of spirit dan banyak sisi positif yang aku sadari aku memilikinya. Namun memang, setiap orang memiliki sisi buruk dalam dirinya. Saat inilah aku menemukannya. Tapi sayangnya, kenapa disaat yang tidak tepat seperti ini. Disaat peluang untuk bekarya begitu lebar.. dan bahkan aku mengecewakan banyak orang.
Tapi rasanya saat saat ini aku merasakan aku tak mampu melakukan apapun. Apapun yang aku lakukan selalu ada kesalahan mau perkara kecil ataupun perkara besar yang ada tetap salah. Aku pun kadang gemas dengan diriku sendiri mengapa tidak bisa untuk berubah menjadi lebih baik ketika datang kesempatan kedua.
Aku pun merasa kehilangan the real me ketika masih kuliah dulu. Saat ini benar-benar bukan diriku.
Masalah memang bagaimana cara ia dipandang. Jika besar maka besarlah ia, tapi rasanya ini kesalahan bukan pada masalah itu sendiri tapi pada aku. Ya aku yang seharusnya tidak begini dan tidak begitu.
Setahun setengah ini aku telah bekerja pada tempat kerja yang bisa dikatakan sangat bagus. Aku pun lulusan dari jenjang perkuliahan yang banyak diidamkan oleh orang. Syukurku atas segala karunia yang Allah berikan kepadaku tak pernah henti ketika ku jalankan segala peranku. Orang-orang rekan sekerjaku pun adalah orang-orang yang baik hati, menuntunku, mengajariku berbagai hal.
Tapi selama ini, aku merasa aku telah berusaha maksimal namun tidak begitu dengan hasilnya. Aku sadar bahwa aku belum bekerja cerdas hanya bermodal bekerja keras.. dan itu selalu tidak ada perbaikan. Saat inipun aku melakukan kesalahan yang membuat aku tak sanggup untuk melihat wajah pimpinanku. Malu. Putus asa. Menyesal. Serasa ingin lari dari segala masalah ini.
Padahal aku telah menanamkan dalam diriku bahwa masalah bukanlah masalah hanyalah tantangan yang ada untuk dihadapi tidak untuk dibawa lari. Kenyataannya ketika benar-benar berhadapan rasanya ingin aku menjadi pecundang saja lari dari semua itu. Hey,, apa ini benar-benar aku? Kemana aku yang dulu?
Sifat ceroboh ternyata sangat menjengkelkan. Awalnya hanya ditemui ketika kehidupan sehari-hari saja, air yang tumpah, barang yang jatuh, tersenggol atau hal-hal kecil lainnya. Biasa ketika mata orang-orang sudah bereaksi yang ada hanyalah tertawa jahil. Tapi ternyata setelah sekian lama mengidap penyakit ceroboh terbawa juga dalam pekerjaan. Dan ini sungguh amat menjengkelkan. Karena bukan hanya kita yang merasa tidak kuasa untuk mencegah kecerobohan, orang lain yang terkait dengan tugas kitapun akan merasakan akibat tidak enaknya bekerja dengan orang yang ceroboh. Tidak hanya menyangkut barang-barang yang jatuh namun juga menyangkut angka-angka yang harus dapat dipertanggungjawabkan.
Astaghfirullah,,,
Kenapa tidak dari dulu aku sadar akan hal ini, jika hal kecil saja tidak dapat dilakukan dengan baik, bagaimana dengan hal-hal yang lebih penting.
Saat ini rasanya aku benar-benar telah kehilangan muka. Didepan pimpinanku dan di depan semua teman kerjaku. Rasanya ingin memiliki dunia sendiri saja. Tapi tentu bukan itu jalan keluarnya. Tapi yang pasti saat ini aku benar-benar malu. Semoga ke depan lebih baik lagi.
Aku bisa, aku yakin itu tapi aku baru sadari tenyata harus berusaha lebih dengan bekerja lebih keras dan cerdas, hingga nantinya aku pun dapat memiliki karya untuk dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar